- Back to Home »
- Alat-alat survey , Geolistrik , geologi , Pertambangan , Survey , Tambang , teknik pertambanagan »
- Alat-Alat Survey Geolistrik
Posted by : Sarang_Kunti
September 23, 2014
1. Geolistrik Single Channel Twin Probe (G-SOUND)
G-Sound |
G-Sound dibuat untuk menjawab kebutuhan akan alat ukur resistivitas (geolistrik) yang murah dan handal. Instrumen geolistrik ini di desain untuk pengukuran bergerak (portable) dengan kedalaman penetrasi arus 100-150 meter. Pada G-Sound tidak diperlukan adjusting SP dengan rumit, melalui tombol adjusting maka nilai SP terkoreksi secara otomatis. Hal ini sangan membantu untuk para operator alat yang belum berpengalaman. Dengan berat sekitar 1 kg menjadikan pekerjaan akuisisi data resistivity profiling ataupun sounding bertambah ringan. Teknologi Curren Source (pembangkit arus) yang terdapat pada G-Sound menjadikannya handal, benrpengaman sistem anti short circuit dimana kondisi hubungan singkat sering terjadi pada saat spasi AB (arus) terlalu dekat atau pada lapisan berimpedansi rendah. Dengan impedansi multimeter pada instrumen sebesar 10 MOmhs dan resolusi 12 bit menjadikan pengukuran nilai tegangan dan arus sangat presisi dan akurat.
Teknologi yang diaplikasikan pada setiap instrumen geolistrik dengan sistem current sources dan anti short circuit dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran dalam skala laboratorium misalkan mengukur resistansi media tanah (soil box), batuan (sampel core) dan lumpur. Dengan demikian G-Sound mendukung semua keperluan pengukuran baik di lapangan
maupun di laboratorium.
2. Geolistrik Multichannel
Geolistrik Multichannel |
S-Field adalah alat ukur resistivity dengan sentuhan teknologi terdepan. Instrumen didesain dengan sistem pengukuran elektroda banyak channel (multichannel), full automatis dengan sampling arus injeksi dilakukan setiap 2-5 detik. Alat ini memberikan hasil dengan tingkat akurasi tinggi dan bising yang rendah. Dengan hadirnya alat ini pengukuran resistivitas bisa dilakukan secara simultan sampai 16 elektroda, dan dapat pula di-upgrade menjadi 32, 64, 128 elekroda atau lebih (max 1000 channel). Dengan demikian akan menghemat waktu dan tenaga dalam pengukuran resistivitas bawah permukaan. Melalui instrumen resistivity multichannel pengukuran data resistivitas 2D dan 3D menjadi lebih efisien. Teknologi Curent Source (pembangkit arus) yang terdapat pada S-Field menjadikannya handal, berpengaman sistem anti short circuit, sehingga aman digunakan pada saat jarak elektroda arus terlalu rapat atau impedansi sangat rendah. Output format file hasil pengukuran 2D sesuai (compatible) dengan format software Res2Dinv.
3. Induced Polarization (IPMGEO)
IPMGEO |
Induced polarization atau polarisasi terimbas merupakan salah satu metode geofisika yang mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral logam. Polarisasi ini terjadi akibat adanya arus induktif yang menyebabkan reaksi transfer antara ion elektrolit dan mineral logam. IPMGEO dirancang untuk mengukur parameter polarisasi terimbas melalui nilai charge ability. Nilai ini merupakan perbandingan antara peluruhan potensial sekunder terhadap waktu. IPMGEO bekerja dalam domain waktu, dimana data akuisisi direkam melalui A/D card dengan akurasi 10 bit. Prinsip pengukuran IP memiliki susunan konfigurasi yang serupa dengan geolistrik. IPMGEO telah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga akuisisi data IP dapat dilakukan secara simultan dengan geolistrik. Dengan demikian dapat dikarakteristik material yang memiliki respon resistivitas yang sama tetapi mempunyai karakteristik IP yang berbeda. IPMGEO dapat dikembangkan menjadi instrumen pengukuran multichannel 16, 32, 48 channel atau lebih (sesuai seri) dengan maksimum jumlah channel 1000 buah.
4. Sonic Wave Analyzer (SOWAN)
SOWAN |
SOWAN adalah instrumen ukur kecepatan gelombang ultrasonik pada sampel batuan. Melalui alat ini dapat terbaca waktu tempuh gelombang P dan S secara akurat, karena pulsa tegangan bernilai 350 V dan lebar pulsa 1 ns. Instrumen ukur ini dapat digunakan untuk analisa kekuatan batuan, uji tak rusak (NDT) melalui analisa citra ultrasonik tomografi ataupun analisa fisika batuan (rock physics). Dari citra tomografi (image slicing) dapat dianalisa keberadaan void, honeycomb, aliran fluida, dsb. Instrumen ini juga bermanfaat untuk menganalisa kekuatan bahan, beton misalnya, melalui penurunan parameter elastik dinamik. Dengan input ukuran panjang (dimensi), densitas dan waktu tempuh gelombang, dapat dihitung poisson's rasio dinamik, shear modulus, young modulus, dsb. SOWAN sangat bermanfaat bagi teknik sipil, mekanika batuan, dan juga ahli geofisika untuk analisa fisika batuan (rock physic). Khusus untuk analisa fisika batuan, instrumen ini dapat dimodifikasi untuk simulasi pengukuran kecepatan gelombang sonik insitu melalui panambahan tabung tekanan tinggi (tertekan triaxial). Melalui studi ini dapat ditentukan fisibilitas seismik 4D dan prosesing seismik 3D.
5. Ultra Low Seismic Accelerometer (ULSA)
ULSA |
Akselerometer ULSA adalah sensor gelombang seismik/akselerometer dengan respon frekuensi rendah, sensitivitas output tinggi dan mempunyai noise sangat rendah. Sehingga sensor ini bermanfaat dalam pengukuran sinyal dengan karakteristik amplitudo dan frekuensi kecil yang biasanya ditemui dalam monitoring struktur dan vibrasi. Demikian juga dengan kajian gempa bumi misalnya, untuk monitoring sinyalnya harus menggunakan sensor dengan frekuensi dan noise rendah.
6. Pulse Echo/Digital Time Delay Analyzer (DITDA)
DITDA |
DITDA adalah instrumen yang didesain untuk mengukur waktu tempuh gelombang sonik-P saat merambat dari sensor transmitter menuju receiver. Pada dasarnya DITDA memiliki kesamaan fungsi dan cara kerja dengan SOWAN. Waktu tempuh gelombang sonik sudah terdigitasi pada LCD dan tanpa memerlukan osiloskop untuk menampilkan hasil.
7. Seismic Instrument (GEO-SAM)
Geo-Sam |
GEO-SAM adalah alat ukur gelombang seismik permukaan yg di desain untuk keperluan geoteknik dan eksplorasi dangkal. Alat seismik ini didesain dengan akurasi 16-bits, 12 channels maupun 24 channels yang beroperasi pada sistem operasi Windows. Sumber gelombang yang digunakan pada GEO-SAM bisa berupa dinamit, hammer ataupun weight-drop dengan penerima geophone, beroperasi pada lingkungan darat maupun rawa. Salah satu kelebihan yang dikembangkan pada sistem akuisisi adalah non-take out cable. Sehingga, pengguna bebas menentukan lebar spasi antar geophone.